Bab 43
Rekan-rekan kerja di sekitarnya menatap aneh ke arah Hania.
Bohong kalau dia tidak peduli akan hal itu.
Saat ini, dia merasa dirinya bagaikan badut.
"Hania."
Tania mendekatinya dan menariknya ke pantri.
"Ada apa? Kenapa Pak Yuri cari kamu ke kantor buat minta uang?"
Hania menjawab dengan wajah cemas dan putus asa, "Kurasa, ibuku nggak mau mengembalikan uang itu. Jadi, dia datang ke sini untuk membuat masalah."
"Apa? Kamu nggak mau menikahinya, tapi ibumu masih mau menelan uang mahar orang itu? Ibu macam apa itu? Nggak tahu malu banget!"
Tania yang begitu blak-blakan langsung mengumpat marah.
Hania juga marah, tetapi wanita itu masih ibu yang melahirkannya. Jadi, dia tidak bisa berkata kasar. Meskipun marah, dia hanya bisa memendam.
"Yuri memberiku waktu tiga hari. Saat libur Sabtu nanti, aku akan pulang untuk minta uangnya dan mengembalikannya."
"Perlu aku temani?"
"Nggak usah, aku bisa sendiri."
Dengan sifatnya yang seperti itu, bisa-bisa Tania akan bertengkar dengan keluarganya saat
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda