Bab 32
"Kamu masih muda, tapi pintar juga, ya!"
Usai melontarkan candaan singkat, tukang daging itu langsung mengayunkan parangnya dengan cepat untuk memotong iga.
Jamal sama sekali tidak tertarik pada percakapan mereka. Aroma menyengat dari daging sapi mentah membuatnya ingin segera meninggalkan tempat itu.
Saat hendak bicara dengan Hania, tukang daging itu memotong daging dengan sangat kuat sampai ada cincangan daging yang mengenai kausnya.
Jamal terkesiap sejenak.
Seketika, rasa kesal memenuhi hatinya.
Dia menyesali keputusannya datang ke tempat ini bersama Hania, seperti sedang buang-buang waktu saja.
Saat ini, Hania menyadari ekspresi aneh pada wajah pria itu.
Ekspresinya suram dan menakutkan, seolah-olah ada yang sudah mengusiknya.
"Pak Jamal, kamu kenapa?"
"Aku nggak apa-apa. Kamu teruskan belanja, aku kembali ke mobil duluan."
Tanpa bicara lagi, Jamal berbalik dan pergi, meninggalkan Hania yang kebingungan dengan perlakuannya.
"Dasar. Kenapa, sih, orang itu cepat sekali berubah sikap,
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda