Bab 668
Sebelum kakakku selesai berbicara, aku mengangkat tanganku untuk menamparnya dengan keras.
Kakakku langsung menoleh ke samping.
Waktu seolah membeku, segala sesuatu di sekitar juga membeku.
Setelah sekian lama, kakakku menyeka darah yang mengucur dari sudut bibirnya dan berkata dengan sedih padaku, "Kakak tahu, Kakak yang bersalah."
"Jadi kenapa? Kenapa kamu membantu mereka menjebakku?"
Aku meraih lengannya dan menangis dengan sedih. "Kamu adalah kakak kandungku yang paling aku percayai."
"Mei ...."
Kakak menatapku, matanya memerah sesaat, suaranya serak dan terisak-isak. "Maafkan Kakak ...."
"Aku nggak mau dengar kata maafmu, aku hanya ingin tahu alasannya!"
Aku menyela kata-kata kakakku dengan dingin dan menatapnya dengan sedih.
Namun, kakakku menggigit bibirnya, bahkan menolak memberi tahu alasannya.
Saat ini, ayahku melaju dengan mobil, menjulurkan kepalanya ke luar jendela mobil dan berteriak pada kami, "Cepat pergi, sebelum Carson marah dan ingin kita mati bersama ibunya."
"Ya, M

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda