Bab 643
Herman tersenyum. "Nggak kenapa-napa. Ini Meisya, adiknya Illias."
"Ah! Kamu Mei?"
Perawat itu menoleh padaku. Nada bicaranya agak gugup dan bersemangat. "Illias sering bicarakan tentangmu di depanku. Aku juga ingin ketemu kamu dan Bibi selama ini."
"Tapi aku terlalu sibuk belakangan ini. Aku sibuk dengan urusan kerja, persaingan jabatan, bahkan sibuk carikan gInjal yang cocok untuk Bibi. Jadi, aku nggak bisa pergi temui kamu dan Bibi."
"Maaf sudah batal janji beberapa kali. Aku juga ingin minta maaf padamu dari sebelumnya."
Perawat itu berbicara dengan tulus, sama sekali tidak seperti bersandiwara.
Aku pun berpikir. Mungkinkah aku terlalu serius dan berpikir terlalu banyak?
Sebenarnya, pacar kakak sama sekali tidak bermasalah, hanya membatalkan janji pertemuan denganku karena terlalu sibuk?
"Mei, kamu nggak marah denganku, 'kan?"
Saat aku melamun, perawat itu tiba-tiba bertanya dengan waswas, seperti takut akan menyinggungku.
Aku menggelengkan kepala dan tersenyum lembut.
"Nggak. Kaka

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda