Bab 368
"Nanti, kalau Pak Leo benar-benar jatuh cinta pada seseorang, kamu akan tahu, yang kamu mau cuma menikah dan membangun keluarga dengan orang yang kamu cintai."
"Benarkah?"
Leo tertawa kecil tanpa menanggapi lebih jauh.
Aku tidak peduli padanya, segera melangkah cepat ke arah gerbang vila.
Baru ketika aku keluar dari pekarangan vila Leo, sarafku yang tegang mulai sedikit mengendur.
Dengan lemas aku bersandar pada tiang lampu jalan. Tubuhku dingin dan gemetaran.
Alas kakiku sudah hilang sejak anak buah Leo menyeretku ke dalam mobil.
Kakiku yang menyentuh air hujan yang dingin terasa seperti disayat pisau, sangat menyakitkan.
Baju tidur di dalam mantel bulu juga basah terkena anggur merah. Rasa dinginnya meresap ke kulit, menyebar ke seluruh tubuh, membuatku kedinginan sampai ke tulang.
Angin dingin terus bertiup tiada ampun.
Aku merapatkan mantel bulu, gemetaran sambil mengeluarkan ponselku dan menyalakannya.
Tidak ada notifikasi apa pun di ponsel.
Tidak ada panggilan, tidak ada pesan.
A
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda