Bab 35
Ketika aku ingin berbicara, ada orang yang memanggil kakakku di sebelah sana.
Kakak buru-buru berkata, "Mei, nanti saja, ya. Kakak harus sibuk dulu .... Tut-tut ...."
Panggilan telepon diakhiri. Aku belum sempat mengatakan "bisa nggak jemput aku".
Aku memeluk diriku dengan erat. Saat melihat kegelapan di depan mataku, untuk pertama kalinya aku merasakan kesedihan karena "tidak punya rumah".
Aku duduk di anak tangga dengan bimbang, tidak tahu bisa pergi ke mana.
Mencari Bella?
Bella tidak berada di Kota Suris hari ini.
Bella mengirim pesan padaku siang ini bahwa dia pergi ke pedesaan untuk mengunjungi ibunya dan akan pulang setelah beberapa hari lagi.
Angin malam sangat dingin, tetapi kalah dibanding kedinginan di hatiku.
Di jam ini, kakak masih sibuk. Pasti demi utang ayahku yang sebesar empat belas miliar.
Aku sudah berusaha seharian, tetapi tidak menuai hasil.
Teringat bahwa enam miliar yang hampir kudapatkan itu, aku benar-benar ingin menangis.
Aku memeluk lututku. Kesedihan dan kep
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda