Bab 352
Aku bergumam pelan, "Kamu ini selalu saja berburuk sangka padaku, tapi kenapa masih mempertahankanku? Bukankah itu sama seperti memelihara harimau di dalam rumah?"
"Kamu nggak tahu, ya? Kadang menyiksa orang juga bisa jadi hiburan tersendiri."
Aku tersenyum pahit dalam hati.
Jadi, maksudnya dia mempertahankanku hanya karena mau menyiksaku, begitu?
Mengobrol dengannya memang cuma membuat jengkel.
Aku menunduk sambil menggigit bibir, enggan bicara lagi.
Lalu, tiba-tiba ada sebuah tangan besar yang memegang tanganku dari samping.
Aku mendongak, tapi hanya bisa melihat punggungnya.
Dia menarikku agar jalan ke depan, "Jangan lelet jalannya, jangan salahkan aku kalau kamu jadi kelaparan dan nggak enak badan."
Aku tertegun menatap tangannya.
Tangannya sangat indah, bersih, panjang, dan berotot.
Satu tangannya mampu membungkus tanganku seluruhnya.
Tangannya begitu hangat, membuat tanganku ikut terasa hangat padahal baru digenggamnya sebentar.
Aku merasa aman ketika dia memegang tanganku sepert
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda