Bab 327
"Kenapa nggak tanya?"
Tangannya menjadi semakin keterlaluan dan kekuatannya yang halus membuatku gugup.
Perlahan aku merasakan pipiku memanas, tubuhnya tak lagi dingin dan dadanya yang kekar serasa terbakar.
Dalam pelukannya, sarafku jelas sangat tegang, tetapi kakiku sangat lemah sehingga aku hampir tidak dapat berdiri.
Aku menggenggam erat kerah dadanya, seluruh tubuhku ditopang oleh kekuatan di pinggangku.
Aku berkata dengan susah payah, "Nggak apa-apa, aku ... aku mau tidur."
Matanya yang hitam pekat menatapku erat, mendekat dan semakin mendekat. "Setelah selesai bicara, kita tidur saja. Patuhlah, katakan padaku, apa yang ingin kamu tanyakan padaku tadi?"
Itu adalah suara yang dalam dan lembut lagi, yang sepertinya memiliki semacam sihir yang menggoda, membuat hatiku terpuruk.
Aku menatap matanya yang hitam pekat dan jantungku terus berdetak.
Tubuhku menjadi lembut dengan godaannya.
Aku berkata kepadanya dengan nada memohon, "Bisakah kamu berhenti melakukan ini? Aku benar-benar ngg
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda