Bab 18
Di tengah situasi tegang, Carman tiba-tiba berkata pada Carson, "Sebut saja, berapa utang yang kamu bayarkan untuk mereka? Kalau bukan karena pulang telat, kamu nggak akan mendapat giliran untuk membantu Mei membayar utang."
"Benarkah?" Carson menyeringai dingin. "Kalau bukan aku, pasti juga bukan kamu."
"Belum tentu," ucap Carman dengan yakin. "Kalau aku di dalam negeri, Mei pasti akan cari aku lebih dulu."
Meminta bantuan pada Carman?
Tidak tahu.
Tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan hipotesis.
Wajah Carson lebih masam dari sebelumnya.
Jarinya yang ramping mengetuk meja secara berirama, tampak santai, tetapi menyiratkan aura dingin.
Suasana makin tegang dan menekan.
Hatiku ikut menegang karena suara ketukan itu.
Aku langsung memeluk lengan Carson dan tersenyum menyanjung padanya. "Sudah makan belum? Ayo kita pulang. Aku khusus masak untukmu hari ini."
Carson menatapku dengan ekspresi kosong, tetapi nada bicaranya sarkas.
"Pulang? Kamu selalu nggak sabar ketemu dia di saat aku
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda