Bab 180
Aku juga menyapa bibi.
Bibi berkata, "Kamu nggak marah dengan Ergi, 'kan? Ergi nggak pandai bicara. Bibi sudah tegur dia kemarin."
"Nggak, itu juga bukan salah Ergi. Aku yang membuat kalian salah paham."
Bibi menatapku dari atas ke bawah, lalu berkata, "Aduh, kamu kelihatannya masih seperti anak sekolah. Kenapa sudah menikah dan hamil?"
Setelah itu, bibi melirik perutku dan bertanya, "Sudah berapa bulan? Belum kelihatan."
"Ya, baru hamil nggak lama," jawabku sambil tersenyum dan naik bersama bibi.
Melihat roti yang kupegang, bibi berkata lagi, "Ibu hamil harus dapat gizi yang cukup. Nggak bisa kalau kamu hanya makan roti."
"Nggak aman juga kalau kamu sewa rumah sendirian."
"Bibi benar-benar nggak paham, kenapa ibu mertua dan suamimu tega membiarkan kamu bekerja dalam keadaan hamil?"
Aku tersenyum saat berucap, "Nggak, aku juga baru tahu aku hamil."
"Oh, begitu." Bibi melirik perutku lagi dan mengimbau, "Bibi tetap mau sarankan, suruh suamimu tinggal di sini juga, biar ada yang bisa mer
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda