Bab 177
"Meisya Wilon!"
Benar saja, aku mendengar suara Carson yang menyuramkan, seperti datang dari neraka.
Carson seolah-olah yakin ini aku. Dia menggertakkan gigi saat berbicara, seperti ingin mencabik-cabik aku.
Aku menahan napas, tidak berani menutup telepon, juga tidak berani bersuara.
Apa yang harus kulakukan sekarang?
Ketika aku panik tidak berdaya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dari luar.
Itu pasti Ergi. Mataku berbinar dan aku segera pergi membuka pintu.
Benar saja, itu Ergi.
Ergi terbengong. Sebelum Ergi bisa berbicara, aku buru-buru mengisyaratkannya untuk diam. Lalu, aku menjejalkan ponselku ke tangan Ergi dan mengisyaratkannya untuk menjawab telepon.
Ergi melirikku dengan heran. Setelah itu, Ergi berkata di telepon, "Halo?"
Aku menatap lurus pada Ergi.
Ergi mengucapkan halo lagi di telepon dan bertanya, "Siapa kamu? Ayo jawab!"
Sesaat kemudian, Ergi mengembalikan ponselku padaku. Dia berujar, "Sepertinya sudah ditutup."
Aku melihat ponselku. Telepon memang sudah diakhiri.
Mun
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda