Bab 15
"Halo, dengan siapa?"
"Mei ...."
Suara yang lembut itu membuat hatiku tegang.
Itu suara Carman.
Suara Carman penuh kesedihan. "Sekarang kamu bahkan nggak mau angkat teleponku?"
"Ada apa kamu cari aku?"
Sebelumnya, aku dan Carman belum menjadi pacar secara resmi.
Kami juga tidak terikat oleh janji. Hanya ada cinta monyet di antara kami.
Namun, aku selalu merasa bersalah pada Carman.
Carman bertanya dengan ragu, "Tadi malam ... kamu nggak kenapa-napa, 'kan?"
Kurasa Carman sudah mendengar teriakan dan desahanku yang tak terkendali kemarin malam. Carman pasti tahu apa yang terjadi.
Aku merapatkan bibirku, lalu menjawab, "Nggak kenapa-napa, hanya ... perbuatan yang wajar di antara pasangan."
Carman tiba-tiba terdiam. Suara napasnya menjadi agak berat.
Dulu, ada cinta monyet di antara kami. Kini, cinta itu malah menjadi beban dan belenggu di antara kami.
Aku ingin menutup telepon. "Kalau nggak ada urusan lain ...."
"Mei, ayo kita ketemu," kata Carman tiba-tiba. Kesedihan dalam suaranya makin
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda