Bab 135
Pak Ricky sedang bersandar di kursinya dan minum kopi.
Setelah melihatku masuk, dia meletakkan cangkirnya dan bertanya padaku, "Kenapa nggak beristirahat di rumah beberapa hari lagi?"
Saat menanyakan hal ini, nadanya tidak selembut sebelumnya dan malah terkesan agak sinis.
Entah apakah absen bekerja membuatnya marah.
Aku buru-buru menjelaskan, "Kemarin aku nggak masuk kerja karena ada masalah di rumah. Maaf, mulai sekarang aku akan bekerja keras dan nggak akan meminta cuti sembarangan lagi."
Pak Ricky melirik ke arahku dan matanya tiba-tiba tertuju pada perutku.
Sorot matanya aneh dan membuatku merasa panik.
Aku tanpa sadar menutupi perutku.
Dia tiba-tiba tertawa seolah mengejek, "Benar-benar hamil?"
Mataku terbelalak karena terkejut dan menggelengkan kepalaku berulang kali, "Ng ... nggak."
Ya ampun, ternyata Pak Ricky mengira aku hamil.
Intinya adalah, ini bukanlah hal yang harus dia khawatirkan.
Sekalipun aku si karyawan baru benar-benar hamil, hal itu tidak akan berdampak apa pun pa
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda