Bab 101
Nenek Heni segera tersenyum dengan cerah saat melihatku tidak lagi menolak, "Ini baru cucu menantu baikku, sebenarnya sejak awal aku sudah mau kasih padamu. Sekarang aku sudah kasih padamu dan bisa dianggap bahwa salah satu keinginanku telah terpenuhi."
Aku mengelus gelang yang berkilauan itu dan kembali merasa bersalah di dalam hatiku.
Aku selalu dianggap sebaik itu di dalam hati Nenek Heni, sedangkan aku ....
Air mataku mengalir turun ke bawah.
Nenek Heni tersenyum dengan penuh kasih padaku, "Anak bodoh, kenapa kamu menangis? Apakah Carson menindasmu?"
Aku segera menggelengkan kepalaku dengan cepat dan berkata sambil tersedak, "Dia nggak menindasku, tapi Nenek ... Neneklah yang memperlakukanku dengan sangat baik."
"Anak bodoh, kamu adalah cucu menantuku, bagaimana mungkin Nenek nggak memperlakukanmu dengan baik?"
Seorang pelayan datang pada saat ini, "Nyonya Besar, perjamuannya sudah dimulai sejak tadi dan semua orang sedang menunggumu."
Nenek Heni menatapku dan berkata, "Meisya, apa
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda