Terkejut
"Kenapa terkejut?" Terdengar teguran dokter. "Cepat bersihkan bayi itu!"
Dua anak menangis terus-menerus di ruang gawat darurat, Murlani akhirnya bisa lega, dia melihat ke arah Syarifudin, dia melihat tangan Syarifudin yang berada di pinggang Ariyani, dan wajahnya malah memasang sebuah senyuman yang aneh.
Sedangkan ekspresi Ariyani malah tidak tampak benci ataupun cemburu, tetapi bahkan tampak sedang tersenyum. Murlani mencibir di hatinya, 'Aku tidak percaya apakah dalam hatimu masih bisa merasa senang?'
Pintu ruang gawat darurat dibuka, dua perawat keluar dengan bayi-bayi yang telah dibungkus dalam pelukan mereka, Murlani melihat perawat menggendong anak itu dengan senyuman aneh di wajahnya, dia melihat ke arah Syarifudin dan meningkatkan suaranya, "Syarifudin, cepat datang untuk melihat anakmu!"
Suara Murlani sangat keras, para wartawan dan staf medis yang ada di sekitar mendengar dengan jelas. Setelah Murlani melontarkan perkataan tersebut, wartawan yang sudah lama menunggu langsun
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda