Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Harus Tenang

Fauzi berdiri untuk menopang Ariyani. "Kamu duduk dulu, aku selalu ingin mengatakan masalah ini kepada kamu, tetapi takut kamu tidak dapat menerimanya. Hari ini karena kamu telah mendengarkannya, maka aku tidak perlu bersembunyi lagi, aku curiga bahwa kematian Ibumu disebabkan oleh Susanti." Fauzi mengulangi perkataannya tadi. Wajah Ariyani memucat, tubuhnya gemetar tanpa henti, dia butuh sebuah pegangan, tapi tidak ada yang bisa dipegang, jadi dia menggenggam bantal sofa erat erat, karena terlalu kuat memegangnya, ujung jarinya menjadi putih. Melihat penampilannya ini, Serafina takut. "Ariyani, Ariyani, apa kamu baik-baik saja?" Ariyani tidak berbicara. Dia masih berada di sekolah ketika Ibunya meninggal. Setelah mendengar kabar buruk itu, dia bergegas ke rumah sakit namun hanya bisa melihat tubuh Ibunya yang sudah dingin, dia ingat bagaimana penampilan Ibunya pada waktu itu, berlumuran darah dan wajah pucat. Ibu menghabiskan dua hari di kamar mayat rumah sakit, kemudian sopir yang me

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.