Merasa Khawatir
Fauzi dan Syarifudin dengan cepat mengantar Ariyani ke rumah sakit. Dokter segera memberikan pertolongan pertama kepada Ariyani. Setelah pertolongan pertama, Ariyani dibawa ke kamar pasien. Dokter memberi tahu mereka bahwa tidak ada masalah besar, dengan istirahat,, kondisinya akan membaik. Mendengarkan kata-kata dokter, Fauzi dan Syarifudin saling memandang, dan keduanya menghela nafas lega.
Setelah Ariyani bergegas keluar dari perusahaan, dia naik ke bus tanpa sadar, bus melaju ke depan. Dia hanya terus duduk dengan linglung hingga satu-satunya penumpang di bus hanya sisa dirinya sendiri.
Saat malam tiba, pemandangan di luar jendela menjadi gelap. Ketika penyiar suara mesin fonetik memberitahu bahwa bus telah sampai ke tujuan terakhir, Ariyani tiba-tiba berdiri.
Sopir bus membuka pintu, dia perlahan-lahan turun dari bus. Angin malam bertiup ke arahnya dan udara terasa dingin. Dia menatap langit yang gelap dengan matanya, tercium bau asin dan basah dengan hidungnya.
Dia tidak jauh dar
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda