Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 11 Jangan Genit di Tempat Umum  

Kata-kata dingin Nell tidak memaksa Jason mundur.   Jason bicara apa adanya, “Ngomong-ngomong, karena kamu di sini, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu. Kamu pergi ke mana tadi malam? Kenapa kamu tidak menjawab teleponku?”   Mata Nell berkedip.   Jason memang meneleponnya beberapa kali tadi malam, tetapi dia sedang bersama Gideon Leith pada saat itu dan tidak mendengar suara telepon.   Nell memang melihat ada beberapa panggilan tak terjawab tadi pagi, tapi dia tidak memperhatikannya.   Lagi pula, apakah Jason meneleponnya karena dia mengkhawatirkannya atau dia mencoba menegurnya, dengan hubungan mereka saat ini, itu tidak lagi sesuai.   Memikirkan hal itu, Nell menyisir rambutnya dengan jari dan menjawab dengan malas, "Jason Morton, apakah kamu punya hak menanyakan itu padaku?"   Jason tercengang. "Apa?"   “Kenapa aku harus menjawab teleponmu?”   Jason tercengang sesaat, dan dia menjadi marah.   “Nell! Kamu tidak tahu berterima kasih! Aku peduli padamu!"   “Oh? Apakah Celine tahu, betapa pedulinya kamu padaku?”   Alis Nell terangkat sambil menampakkan senyuman yang terlihat tidak seperti senyuman.   Ekspresi Jason menahan amarah, tapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun pada Nell.   Pada saat itu, terdengar suara yang manis dari pintu vila.   “Jason!”   Jason menoleh ke belakang, dia melihat Celine berlari dengan mengenakan gaun ungu lengan panjang.   Amarah Jason mereda saat melihat Celine mendekat ke arahnya.   “Kenapa kamu ke luar mengenakan pakaian itu? Di luar berangin.”   "Tidak apa-apa. Tidak dingin, kok." Celine tersenyum pada Jason, lalu pandangannya tertuju pada Nell dan Celine terdiam.   Kemudian, dia menunjukkan senyuman manis dan bergegas mendekati Nell.   “Kakak, kamu masih di sini? Oh, kamu tidak membawa mobil ke sini? Apa perlu aku suruh sopir untuk mengantarmu pulang?”   Nell melihat ekspresi Celine yang lembut dan baik hati, tapi seringai di sudut bibirnya tampak mengejek. "Tidak usah. Aku akan mencari taksi."   Celine ragu-ragu sejenak lalu tersenyum. “Kakak, sudahlah. Cari taksi di sini susah. Lagi pula, tidak aman pulang sendirian larut malam. Biar aku suruh sopir untuk mengantarmu pulang!”   Kemudian, Celine memanggil seorang pelayan.   “Suruh sopir untuk mengantar kakakku pulang.”   Pelayan itu mengangguk dan berbalik untuk memanggil sopir.   Nell melihat bagaimana Celine bertindak seolah-olah dia adalah tuan dari keluarga Jennings dan tiba-tiba ia merasa agak mual.   Mengingat lima tahun yang lalu, Celine adalah orang udik dari desa kecil. Dulu, ibu dan anak itu tidak punya hak suara atas apa pun, tetapi hanya dalam beberapa tahun, situasinya telah berubah secara drastis.   Nell mencibir di dalam hatinya. Tentu saja, ekspresinya juga terlihat tidak senang. Dia berkata dengan dingin, “Celine Jennings, apa kamu tuli? Kapan aku bilang setuju untuk diantar pulang oleh sopir?”   Celine terkejut dan mundur selangkah ketika melihat mata Nell yang sedingin es, seolah-olah dia ketakutan dengan kata-kata dan tampang kasar Nell.   “Kakak, jangan marah. Aku hanya mengkhawatirkanmu."   “Mengkhawatirkan aku?” Nell mengejek dan berjalan mendekatinya. “Sedetik yang lalu, kamu sama Nenek mengancamku, sekarang kamu bilang bahwa kamu mengkhawatirkan aku? Celine Jennings, apa kamu tidak takut, kamu tidak akan bisa melepaskan topengmu jika kamu memakainya terlalu lama?”   Wajah Celine sedikit memucat dan lapisan kabut langsung muncul di matanya yang lembut.   “Kakak, aku hanya mengkhawatirkanmu. Bagaimana bisa kamu bicara seperti itu…”   Tubuh Celine yang gemetar tampak begitu kurus dan rapuh, sehingga Jason segera melangkah ke depan dan merangkulnya ke dalam pelukannya.   Jason memelototi Nell dengan garang.   “Nell Jennings! Bisakah kamu berhenti bicara seperti itu? Kamu seperti landak yang menusuk siapa pun yang mencoba mendekatimu! Celine cuma bersikap baik padamu. Tolak saja baik-baik, kalau kamu tidak mau. Kenapa kamu harus mengucapkan kata-kata seperti itu padanya?"   Nell terdiam, ketika dia melihat Jason dengan penuh semangat membela Celine.   Kemudian, bibir Nell mencibir saat hatinya menjadi dingin.   Mereka telah bersama selama enam tahun. Jason tidak pernah memperlakukannya dengan buruk. Faktanya, Jason bisa dianggap lembut dan perhatian.   Jika tidak, dia tidak akan bersamanya selama enam tahun.   Namun, Nell tidak mengerti. Mengapa Jason tidak minta putus dengannya lebih awal, jika dia sangat menyukai Celine?   Nell bukanlah orang yang tidak bisa menerima kekalahan. Jika Jason putus dengannya secara baik-baik dan memacari Celine, Nell tidak akan mengatakan apa-apa meskipun dia sedih dan kesal.   Justru, Jason menunggu sampai dia menangkap basah mereka di hotel dan menyebabkan semuanya berakhir dalam kondisi yang memalukan ini!   Nell memiringkan kepalanya dan berkata dengan dingin, “Jika kalian tidak ingin aku tikam, enyahlah. Aku peringatkan kalian. Nggak usah genit di depanku. Apa kalian pernah mendengar bahwa pasangan yang memamerkan cinta mereka mati lebih cepat?”   "Kau!"   Jason sangat marah, tapi Celine buru-buru menghentikannya. “Jason, sudahlah! Suasana hati Kakak sedang buruk. Jangan bertengkar dengannya…”   Jason memelototi Nell dengan penuh kebencian dan mengayunkan tangannya dengan marah.   "Oke! Aku tidak akan bertengkar denganmu. Orang dengan kepribadian sedingin es dan sengit sepertimu tidak akan pernah menemukan pria yang menginginkanmu! Jangan menyesal, jika saatnya tiba! Celine, ayo pergi!”   Jason meludah dan menarik Celine masuk ke vila.   Nell berdiri sendirian di tengah angin malam yang dingin dan menggigil tanpa alasan.   Tidak ada yang menginginkannya?   Hatinya tiba-tiba terasa sakit dan matanya mulai perih.   Namun, dia mendongak dan berkedip dengan kuat beberapa kali, menekan perasaannya.   Kemudian, dia menertawakan dirinya sendiri.   'Apa yang kamu tangisi?’   'Kamu sudah sering mendengar kata-kata buruk. Mana mungkin anjing ngucapin kata-kata yang baik. Lagi pula, ngapain kamu bertengkar dengan anjing, sih?'   Dia menarik napas beberapa kali untuk meredakan emosinya.   Pada saat itu, 'tin— tin—', terdengar suara klakson di depannya.   Nell menoleh dan melihat ada sebuah mobil Rolls Royce warna hitam melaju ke arahnya.   Lampu depannya yang terang membuatnya mengangkat tangan untuk melindungi matanya dari silau. Tak lama, mobil itu berhenti di depannya.   "Nona Jennings! Halo!"   Asisten Gideon Leith—Matthew Starks, turun dari mobil. Tentu saja, Nell mengenalinya. Dia bertemu dengannya tadi pagi.   Nell memaksakan senyum, merasa sedikit malu. "Kenapa kamu ada di sini?"   "Tuan Leith baru saja selesai menghadiri pesta makan malam. Kami kebetulan lewat di sini, dan Tuan melihat Nona berdiri di pinggir jalan, jadi beliau menyuruhku berhenti.”   Kemudian, Matthew tersenyum dan membukakan pintu untuknya, membungkuk dengan hormat. "Nona Jennings, silakan."   Nell ragu-ragu.   Nell memandangi pria di dalam mobil. Gideon duduk diam di sana dengan satu siku di jendela, melihat ke luar jendela tetapi sepertinya tidak melihat apa-apa. Dia tampak sedikit lesu.   Bahkan, dalam gelap malam, wajah tampannya terlihat sangat jelas. Aura dingin dari tubuhnya memberikan perasaan bahwa dia jauh dan acuh tak acuh.   Nell terdiam selama beberapa detik sebelum masuk ke dalam mobil.   Begitu dia duduk, dia mencium aroma alkohol yang menyengat.   Nell sedikit tertegun dan tanpa sadar berkata, "Apakah kamu habis minum?"

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.