Bab 49
Mendengar jawaban Jenny, Sigit begitu kesal sampai ingin tertawa.
Asisten, katanya?
Apa-apaan identitas ini? Apa dia layak hadir di sini?
"Gaya keluarga Yahya agak di luar ekspektasiku!" Sigit tertawa sinis. Perkataannya jelas menunjukkan, dia tidak menganggap serius keluarga Yahya!
Sigit langsung mengibaskan tangannya, matanya menyiratkan ekspresi mengejek. "Aduh! Kenapa tanganku hari ini begini? Rasanya, kurang bisa dikontrol!"
Yasa berkelit ke samping, menghindari serangan minuman itu. Ketika Sigit bergerak, seorang gadis di belakang Sigit terkejut dan berseru.
Belum sempat Sigit bereaksi, minuman itu lebih dulu tumpah dan mengalir turun dari atas kepalanya.
Sigit bingung.
Orang lain juga kebingungan.
"Ah! Tuan Sigit, maaf! Serius, aku nggak lihat tadi!" Suara panik seorang gadis bertubuh agak gemuk pun terdengar, lalu menepuk-nepuk tubuh Sigit dengan cepat.
Sigit menatap marah lawannya.
Penampilannya tidak tampak sedang mengelap tumpahan minuman, malah lebih terlihat seperti sedang

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda