Bab 42
Mana mungkin Yasa membiarkannya bersikap lancang?
Yasa melesat maju, mengangkat tangan, lalu menamparnya sebanyak tiga kali dengan keras.
Wajah Valentino langsung bengkak.
Bisa dibilang, beberapa orang akan menjadi penurut sehabis dipukul, seperti Valentino yang tidak berani menatap Yasa sekarang.
"Pergi!" Yasa melihat ke arah Yui.
Terlalu mudah bagi mereka andai dibunuh begitu saja! Yasa ingin membuat orang-orang ini kehilangan segala hal dan menjadi seorang pengemis! Mereka harus membayar kembali apa yang telah mereka ambil dari keluarga Carlo!
Ini lebih memuaskan daripada membunuh mereka!
Yui menggertakkan giginya seraya mendelik pada Yasa, lalu menarik Valentino keluar.
Usai mereka pergi, Yasa menarik napas dalam-dalam sambil menoleh ke arah Kakek Jaya. "Terima kasih atas semuanya hari ini, Kek!"
Kakek Jaya melambaikan tangannya. "Itu sudah seharusnya dilakukan! Ibumu adalah orang yang lembut dan baik hati. Kami yang sedih kalau orang seperti mereka berhasil!"
Setelah itu, Kakek Ja

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda