Bab 19
Mendengar itu, Jenny sempat tertegun sejenak. Namun, ia segera mengambil alat makan dan menyodorkan sepotong daging domba ke arah Yasa sambil tersenyum. "Oke! Kalau begitu, Kakak Cantik ini akan bermurah hati menampungmu!" ujarnya riang.
"Tenang saja, tinggal bersamaku. Kujamin hidupmu bakal enak! Gajimu juga akan kubayar tinggi!" Jenny mengerutkan hidungnya dengan gaya menggemaskan.
Yasa memperhatikan gerak-geriknya. Setiap langkah, setiap ekspresi Jenny, entah kenapa memiliki daya tarik tersendiri.
Dia mencicipi daging domba itu dan tersenyum kecil. Keterampilan masak Jenny luar biasa. Daging itu benar-benar enak dan bergizi.
Hari itu, Jenny sedang sangat bersemangat. Kakeknya sudah pulih, perusahaan keluarga mereka bangkit kembali, dan malam ini, dia ditemani oleh Yasa yang tampan. Satu per satu gelas minuman pun dia teguk tanpa terasa.
Di tengah malam yang gelap dan berangin, suara napas berat menggema di dalam vila.
Jenny sadar, dia telah melanggar janjinya sendiri.
Alkohol membua

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda