Bab 2388
“Gadisku.” Lumia akhirnya mengenali putrinya setelah beberapa waktu dan memanggil putrinya yang telah lama hilang.
Roxie mendorong kursi rodanya ke depan Lumia agar ibunya bisa melihat wajahnya dengan lebih jelas.
Wanita tua itu menangis. Pupilnya yang kering dipenuhi dengan air mata. Lidahnya tercekat tapi masih berhasil mengucapkan kata-kata, “Gadisku. Kau gadis kecilku.”
Wajah Roxie tetap dingin karena dalam ingatannya, wanita ini tidak pernah baik padanya.
Ia menatap ibunya dengan dingin dan bertanya, "Apa kau baik-baik saja?"
Setelah menanyakan kalimat ini, Roxie merasa itu pertanyaan konyol.
Lumia jelas terlihat seperti menjalani kehidupan yang sangat sulit.
Tetapi, ia tiba-tiba mengangguk lagi sebelum menjawab, “Aku baik-baik saja, Gadisku. Tidak perlu mengkhawatirkanku.”
Roxie sedikit tercengang.
Meskipun begitu, Roxie mencibir padanya.
"Kenapa aku harus mengkhawatirkanmu?"
Wanita tua itu tertegun sejenak, tetapi rasa kehilangan di matanya menghilang dalam sekejap. Seolah-olah
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda