Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 605

"Tut, tut, tut." Nada dering telepon terdengar sangat nyaring di ruangan yang hening. Toni Wenda menjawab telepon dengan jengkel. Nada suaranya agak rendah. "Sudah kubilang, permohonanmu nggak disetujui. Jangan telepon lagi." Toni mengira Meriska menelepon lagi karena masalah sebelumnya. Jadi, Toni langsung memberi ultimatum sebelum Meriska sempat berbicara. Mendengar ucapan Toni yang kasar, Meriska yang sudah emosi menjadi tegas suaranya. "Setengah jam lagi, aku mau lihat kamu di zona perang. Kalau kamu nggak datang, tanggung sendiri konsekuensinya. Ini pemberitahuan, bukan negosiasi!" Tut! Setelah menutup telepon, Meriska bersandar di kursi dengan letih. Ekspresi wajahnya getir karena situasi yang dia hadapi. Meriska tahu dirinya benar-benar sudah tidak punya jalan mundur kali ini. Akan tetapi, ketika melihat senyuman santai di yang tersungging di bibir Jerry, Meriska malah menjadi rileks. Apa pun hasilnya, dia harus menghadapi situasi di depan mata. Pada saat yang sama, Toni masih m

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.