Bab 71
Ketika Yasa membuka pintu, Rhea masih terhanyut dalam lamunannya. Dia begitu tenggelam dalam pikirannya hingga tak menyadari suara pintu terbuka.
Dia sedikit memiringkan kepala, pandangannya tak beranjak dari jendela. Matanya berbinar redup tanpa emosi apa pun, sementara bulu matanya bergetar lembut, bak sayap kupu-kupu tercantik di tebing, begitu ringan dan memesona.
Ruangan itu begitu sunyi, seolah-olah waktu berhenti hanya karena keberadaannya.
Yasa bersandar tenang di dinding, tubuhnya separuh tegak, dengan kaki jenjang yang bersilang. Sosoknya sudah cukup memikat, tetapi saat ini dia justru terpikat oleh pemandangan lain.
Tatapan lembutnya jatuh pada wajah pucat Rhea. Hatinya terasa perih, rasanya ingin sekali memeluknya erat dan menenangkannya.
Namun, dia tak tega mengganggu ketenangan yang sedang menyelimuti gadis itu.
Mungkin karena tatapannya yang terlalu intens, Rhea akhirnya ikut merasakan. Gadis itu menoleh perlahan, pandangannya bertemu dengan wajah tampan Yasa.
Untuk sesa
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda