Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 9

"Kamu adalah Dewi Saham?" Edison menatap wanita di depannya dengan tak percaya. Wanita itu mengenakan gaun hitam dan memakai topeng yang misterius untuk menutupi wajahnya. Tak terpikir oleh Edison bahwa Dewi Saham yang menghebohkan dunia bisnis ternyata adalah seorang wanita muda! Entah mengapa, Edison merasa bahwa wanita di depannya sangat mirip ... Lilith! Tidak mungkin. Lilith adalah penggemar butanya. Bagaimana mungkin Lilith adalah Dewi Saham yang terkenal? "Dewi Saham, kenapa kamu memilihku?" tanya Edison. Ada begitu banyak perusahaan besar dan kuat yang ingin bekerja sama dengan Dewi Saham, termasuk Grup Yolan. Edison tidak mengerti mengapa Dewi Saham memilihnya. Lilith mengambil gelas anggur dan menggoyangnya dengan pelan. Lilith berbicara dengan nada bicara sinis. "Kamu berpenampilan biasa saja, nggak kompeten, sombong, gede rasa, dan bodoh. Secara logika, lebih baik aku memilih seekor anjing daripada kamu." Senyuman Edison membeku. Dia merasa dihina. Namun, orang di depannya adalah Dewi Saham. Edison tidak berani mengekspresikan kemarahannya, hanya bisa menahan emosi. Lilith bergembira ketika melihat Edison terintimidasi. "Putriku sakit keras dan butuh donor darah, tapi putriku memiliki darah B rhesus negatif yang sangat langka. Persediaannya di bank darah sangat sedikit. Aku sudah mencari di seluruh Kota Damas, tapi hanya sedikit orang yang golongan darahnya cocok dengan putriku." Lilith menyeruput anggur merah di gelasnya. Lalu, Lilith menoleh pada Edison dan sengaja mengungkit satu hal. "Seingatku, putri Pak Edison sepertinya memiliki darah B rhesus negatif, 'kan?" Edison termangu. "Ya." Lilith mengganti postur duduk dan bersandar di sofa. Tatapan matanya saat melihat Edison seperti sedang melihat seekor semut. "Selama kamu setuju agar putrimu menjadi bank darah putriku, aku akan segera menandatangani kontrak kerja sama denganmu." "Jadi, Pak Edison menginginkan putrimu atau masa depan?" Edison mengatakan dia perlu memikirkannya. Lilith tidak terburu-buru. Tulang sudah diberikan. Lilith hanya perlu menunggu "anjing" itu datang untuk memohonnya. Tentu saja, jika "anjing" itu tidak patuh, Lilith tidak segan untuk menjinakkannya menggunakan kekerasan. ... Di depan TK Cendika Mulia, terparkir banyak mobil mewah. Setelah berpisah dengan Edison, Lilith pergi menjemput Janet. Lilith memegang sosis dan susu kotak di masing-masing tangan. Dia akan menebus kasih ibu yang telah lalai diberikan pada anak-anak selama bertahun-tahun sebelumnya. Namun, setelah menunggu selama setengah jam, Lilith tidak kunjung melihat Janet. Lilith mulai khawatir. Lilith pergi ke kelas Janet, tetapi tidak ada orang di dalam. Ada suara di ruang perlengkapan di sebelah. Lilith mendekat ke sana. Melalui jendela, Lilith melihat Janet didorong ke lantai dan dirundung oleh beberapa gadis seumurannya. Salah satu gadis berambut pendek di antara mereka menjambak rambut Janet. "Anak hina, beraninya kamu memukulku?" Janet memelototi gadis itu. "Aku memukulmu karena kamu mengatai ibuku wanita hina!" Sally tersenyum sombong. "Ayahku hanya menyukai ibuku, tapi ibumu dengan nggak tahu malu terus mengganggu ayahku. Apa dia kalau bukan wanita hina? Wanita jalang?" "Diam! Jangan berani-berani memarahi ibuku!" Saking emosi, Janet menerkam Sally dan meninjunya dengan sekuat tenaga. Gadis di samping bergegas menyingkirkan Janet. Sally sangat marah. Sally menjambak rambut Janet dan mengeluarkan gunting dari sakunya. "Anak hina, kamu hanya bank darahku. Beraninya kamu memukulku? Hari ini, akan kutunjukkan padamu apa konsekuensi dari memukulku!" "Siapa yang kamu panggil anak hina?" Sebelum Sally sempat menyerang, lengannya diangkat dan kakinya meninggalkan permukaan lantai. "Ibu!" Begitu melihat Lilith, Janet melemparkan diri ke dalam pelukan Lilith dan memeluk paha Lilith dengan erat. Janet menangis dengan sedih. "Jangan takut, Ibu di sini." Lilith membuang Sally ke samping. Lalu, Lilith menepuk punggung Janet untuk menenangkannya. "Minta maaf," kata Lilith pada Sally. "Suruh aku minta maaf pada anak hina ini? Lilith, apa kamu nggak salah?" Sally sama sekali tidak takut pada Lilith, bahkan memandang rendah Lilith. Sally memerintahkan Lilith dengan sombong, "Kalau kamu memukul Janet dan membuatku senang, aku bisa memberimu satu kesempatan untuk menjadi tukang masak di rumahku dan menemui ayahku." Sally yang berusia 6 tahun sama sekali tidak memiliki kepolosan dan keimutan seorang anak. Sebaliknya, Sally sangat keji dan jahat. Lilith awalnya berpikir pasangan bajingan itu keji, tetapi anak mereka mungkin tidak bersalah. Nyatanya, buah jatuh tak jauh dari pohon. "Apakah Jessica melahirkan seorang idiot? Berobatlah ke spesialis otak. Aku tanggung biayanya." Bagaimana mungkin dia memukul anaknya sendiri demi anak orang lain? Bukanlah jelas Sally adalah idiot? "Kenapa kamu berpura-pura? Sudah terlambat mau pura-pura jadi ibu penyayang sekarang! Lilith, kamu sering memukuli Janet sebelumnya untuk membuatku senang. Apa kamu lupa semua itu?" ejek Sally sambil melipat tangan di depan dada. Lilith sama sekali tidak memercayai omong kosong Sally. "Aku tanya untuk terakhir kali, apa kamu mau minta maaf?" Sally tetap sombong. "Apa yang bisa kamu lakukan padaku kalau aku nggak minta maaf?" Lilith menyeringai. "Ini pilihan kalian sendiri."

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.