Bab 88
Pangsit kecil yang wangi dan lezat itu punya kulit tipis dengan isian melimpah, rasanya benar-benar mantap.
Jayden langsung berbinar senang. "Ini enak sekali!"
Bahkan jauh lebih enak dibandingkan makanan-makanan ala Pranis yang pernah dia makan.
Tanpa butuh waktu lama, semangkuk pangsit itu habis disantapnya.
"Kakek, aku mau nambah!"
Lilith menatap putranya sambil menopang dagu, perasaannya campur aduk.
"Jayden Cilik, kamu paling suka apa?" Lilith ingin tahu lebih banyak soal anaknya, ingin lebih dekat.
"Kenapa kamu kasih aku nama panggilan begitu?" Telinganya sampai merah.
Melihat anaknya malu-malu, Lilith jadi ingin menggodanya. "Nggak suka? Bagaimana kalau Jayden Kecil? Atau Jayden Sayang?"
Jayden sampai terbatuk karena malu, mukanya merah padam seperti kepiting rebus. "Aku suka main ski."
Dia sengaja mengalihkan topik.
Lilith baru pertama kali menyadari, ternyata anaknya itu menggemaskan sekali.
"Baiklah, kita pergi main ski, ya!"
"Hah?"
Jayden belum sempat bereaksi, tahu-tahu suda

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda