Bab 50
Nada manja yang lembut terdengar menggoda. Kalimat "peluk aku" itu seperti senjata berat yang seketika menghancurkan semua benteng pertahanan Arnold, menyisakan puing-puing yang tak beraturan.
Melihat pria itu berbalik tanpa ragu dan pergi, Lilith merasa agak kecewa.
Apakah teknik memperdaya dengan menggunakan kecantikan wanita tidak mempan, atau si pria memang tidak tertarik padanya?
Tiba-tiba, sehelai handuk mandi yang lembut jatuh di atas kepalanya.
Lilith menengadah dan melihat Arnold berjongkok di depannya, perlahan mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Lalu, dirinya yang dibungkus handuk bagaikan mumi dan digendong keluar dari kamar mandi.
Mata Lilith berbinar, tetapi sebelum sempat merangkul, tangannya sudah diraih Arnold.
"Cepat istirahat, aku tidur di kamar tamu."
"Arnold, sepertinya aku masuk angin."
Lilith berkata dengan nada menyedihkan, memegang tangan Arnold dan meletakkannya di dahinya.
Lilith awalnya hanya ingin berpura-pura lemah agar Arnold mau tinggal, tetapi tak dis

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda