Bab 16
Pada malam hari.
Setelah urusannya selesai, Arnold pergi ke SD Cendika Mulia untuk menjemput Jayden.
"Kepala sekolah telepon Ayah hari ini. Katanya kamu membuat wali kelasmu menangis lagi."
"Itu nggak ada hubungannya denganku. Dia menangis karena kebodohannya."
"Dia adalah matematikawan terbaik di Negara Asani."
"Tapi dia nggak bisa menyelesaikan soal dariku."
Arnold merasa tidak berdaya.
Jayden memiliki IQ dan EQ yang tinggi, serta memiliki bakat yang luar biasa di bidang matematika. Di usia 5 tahun, Jayden sudah mendapat julukan genius matematika dari komunitas akademis. Jayden bahkan dihormati sebagai "Genius Jayden" oleh dunia luar!
Banyak sekolah ternama yang datang dan memohon Jayden untuk bersekolah di sekolah mereka.
Akan tetapi, Jayden menolak semua sekolah itu. Jayden memilih untuk bersekolah di sekolah dasar dan menemani adiknya.
Jayden melambaikan tangan. "Oke, aku paham. Tapi Arnold, kamu benar-benar nggak mempertimbangkan Bibi Sharon? Meskipun nggak pintar, Bibi Sharon su

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda