Bab 51
Siena merasa kebingungan. "Apa maksudmu?"
Senyuman Zane terlihat begitu misterius.
Wajah Siena terlihat bingung, lalu dia berkata dengan tegas, "Mati saja, Zane! Kamu ini benar-benar orang yang nggak bisa diandalkan, dasar gila."
Siena mengerutkan dahi. Kata-kata itu terdengar sangat familier baginya.
"Rasanya familier sekali, bukan?" Zane membelai ujung rambut Siena sambil tersenyum lembut. "Mau tahu siapa yang mengucapkannya?"
Siena melihat tatapan Zane yang dingin dan penuh sindiran, punggungnya mulai terasa kaku.
Dia teringat, ternyata kata-kata itu dia ucapkan dalam mimpinya.
Dia menggigit bibirnya dan merasa seperti ingin mati.
Ternyata dia mengigau, dan kebetulan pria ini yang mendengarnya.
Dengan sifatnya yang pendendam, Zane pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.
"Aku jadi penasaran, kamu mimpi apa tadi malam sampai bisa tersenyum dengan begitu puas?"
Tangan pria itu sesekali membelai ujung rambutnya, dan tertawa begitu dingin.
"Apakah kamu bermimpi aku mati dengan sangat

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda