Bab 43
Siena memperhatikan Zane dengan cermat, dan akhirnya menyadari kalau wajah pria itu pucat pasi, tubuhnya pun kaku seperti patung.
Di bawah cahaya lampu, keringat terlihat muncul di dahinya.
Zane hanya bisa menatap Tina yang dilingkari oleh ular kecil, matanya dipenuhi dengan ... ketakutan.
Yang benar saja!
Pria kejam dan galak seperti Zane takut pada ular?
Bukan hanya takut, tetapi sangat takut?
Ular-ular itu makin memenuhi gazebo, seolah ada sesuatu di sana yang menarik mereka.
Tidak butuh waktu lama, di sekitar mereka sudah ada beberapa ular yang melingkar.
"Ah! Ularnya banyak sekali, ah!"
Tina makin menjerit ketakutan, tubuhnya gemetar hebat sambil mencoba berlindung dalam pelukan Zane.
Namun Zane tetap berdiri kaku seperti patung, tidak bergerak sedikit pun.
Kalau diperhatikan dengan seksama, tubuh besar pria itu bahkan tampak bergetar halus.
Setelah memandangi situasi ini beberapa saat, Siena tiba-tiba tersenyum licik.
Dia menatap Zane sambil berkata, "Nona Tina hampir pingsan kar

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda