Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1

"Tolong aku ... aku janji akan bertanggung jawab!" ujar Siena Kavi dengan nada memohon. Dalam kegelapan, tubuh Siena bersatu dengan seorang pria dan terikat oleh hasrat yang membara. Napas mereka memburu, lalu tubuh dan ruangan sekitar pun ikut memanas. Pria itu menggenggam rahang Siena dan sorot matanya menyala dengan penuh amarah. Rasa panas menjalar di tubuhnya karena dia baru saja meminum air yang telah dicampuri dengan obat perangsang. Sambil terus mencengkeram rahang Siena, pria itu berkata dengan nada penuh amarah, "Kalian sudah menjebakku, 'kan?" "Nggak ... Uh!" Sebelum kalimatnya selesai, pria itu melumat bibir Siena dengan kasar. Malam itu, hasrat menguasai mereka. Keesokan paginya, Siena terbangun dengan rasa nyeri di sekujur tubuhnya. Semalam, pria itu bertindak sangat kasar seperti binatang buas yang lepas kendali. Siena bahkan merasa bahwa dirinyalah yang sedang dijebak, bukan pria itu. Tiba-tiba, rasa hangat di sampingnya membuatnya sadar bahwa pria itu belum pergi. Tanpa sadar, tubuhnya pun menegang dan dia perlahan-lahan menoleh ke samping. Pria itu membelakangi Siena. Jadi, yang terlihat hanya rambut pendeknya yang rapi dan tebal, serta bahunya yang kekar. Siena tidak menyangka bahwa pengalaman pertamanya akan terjadi dengan seseorang yang tidak dia kenal! Saat mengingat kembali peristiwa beberapa waktu belakangan, hati Siena pun terasa pilu. Ayahnya yang sebelumnya menjabat sebagai manajer di sebuah proyek konstruksi berskala besar harus menghadapi musibah mengerikan. Kecelakaan fatal terjadi di lokasi proyeknya, sehingga mengakibatkan tujuh orang meninggal dan satu orang terluka parah. Korban yang terluka parah mengalami kelumpuhan total dan kehilangan kesadaran. Kabarnya, orang tersebut merupakan sosok penting. Akibat peristiwa tersebut, ayah Siena dijebloskan ke penjara dan meninggal dunia sebelum masa tahanannya genap satu tahun. Sebelum mengembuskan napas terakhir, ayah Siena menggenggam erat tangannya dan menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah. Dia pun memohon kepada Siena untuk mengungkap kebenaran dan membersihkan namanya. Karena didorong oleh keinginan untuk membersihkan nama baik ayahnya, Siena belajar arsitektur dengan tekun. Setelah berhasil mendapatkan sertifikat keahlian, dia bertekad untuk kembali ke lokasi proyek tersebut guna mengungkap kebenaran. Namun, sekeras apa pun Siena mencoba, dia tidak kunjung mendapatkan pekerjaan, bahkan untuk pekerjaan kasar sekali pun seperti mengangkat batu bata. Akhirnya, semalam, melalui bantuan koneksi yang dimilikinya, Siena berhasil mengatur pertemuan dengan mantan bos di lokasi proyek tersebut. Namun, dia tidak menyangka bahwa dirinya malah dibius oleh orang itu. Setelah berusaha melepaskan diri dengan susah payah dari bos tersebut, dia buru-buru masuk ke ruangan lain dan tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang pria. Karena merasa sangat tertekan dengan keadaannya, dia pun langsung meminta bantuan pria itu. Pada akhirnya, pria itu memang membantunya. Saat mengingat janjinya semalam untuk bertanggung jawab, Siena pun mulai merasa bimbang. Janji itu dia ucapkan begitu saja tanpa berpikir panjang. Bagaimana jika pria itu sudah memiliki pasangan? Setelah berpikir sejenak, dia segera bangkit dan menaruh sebuah catatan di atas meja. Sebagai tanda terima kasih, dia juga melepaskan separuh liontin gioknya dan menaruhnya di atas catatan tersebut. Setelah itu, dia berjalan menuju ranjang untuk mengambil mantelnya. Namun, tepat pada saat itu, pria yang sedang berbaring di ranjang tiba-tiba mengerang dan membalikkan tubuhnya. Siena melihat wajahnya sekilas dan seluruh tubuhnya langsung gemetar. Bagaimana bisa pria yang tidur dengannya adalah Zane Lucian! Sosok yang begitu ditakuti di Janaira! Ternyata, semalam dia telah tidur bersama bos kejam yang melegenda itu! Apakah Zane akan membunuhnya saat terbangun dan melihatnya? Siena mengerutkan keningnya dengan bingung dan bersiap untuk menarik kembali catatan yang baru saja dia buat dan segera kabur. Namun, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dari luar. Dia pun menggertakkan giginya, lalu berlari menuju balkon. Penginapan ini terletak di pedesaan dan kamarnya berada di lantai satu. Saat dia membuka jendela, hamparan rumput hijau membentang luas di hadapan matanya. Saat pria di atas ranjang membuka mata, Siena dengan susah payah memutar tubuhnya yang terasa sakit dan melarikan diri melalui jendela. Tok! Tok! Tok! Ketukan pintu terus bergema. Zane mengusap pelipisnya yang terasa kaku, lalu menjawab dengan suara serak, "Masuk." "Pak Zane, apa semalam Anda baik-baik saja?" Begitu masuk, Alan yang merupakan asisten Zane langsung menyipitkan matanya dengan penuh tanya saat melihat bekas cakaran di bahu Zane. Berbagai pikiran liar pun memenuhi benaknya. Saat teringat akan peristiwa semalam, tatapan mata Zane pun langsung berubah menjadi suram. Sepertinya Tante Linda masih belum menyerah dan terus berusaha menjodohkannya dengan keponakannya yang bernama Hannah Stoenard. Namun, wanita semalam ... tidak terlihat seperti Hannah. Wangi tubuh Hannah biasanya karena parfum yang dikenakannya, sementara wanita itu memiliki aroma alami di tubuhnya. Saat membayangkan kecantikan wanita itu, tatapannya pun makin dalam. Dia bukanlah tipe orang yang suka tidur dengan wanita asing, tetapi semalam dia kehilangan kendali. Namun, saat ini rasa tidak nyaman di tubuhnya sudah mereda meskipun dia sudah menghabiskan waktu sepanjang malam bersama wanita itu. Ini bukan pertanda baik! "Pak Zane, ada catatan di sini." Zane membuka catatan itu dan raut wajahnya kembali berubah menjadi suram.
Bab Sebelumnya
1/100Bab selanjutnya

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.