Bab 73
"Dia nggak mungkin dengar detak jantungku, 'kan?"
Pipinya merona merah dan bibirnya terkatup rapat. Bak anak kecil yang merasa bersalah karena tertangkap basah.
"Dia belum tahu kalau itu aku ... jangan biarkan dia tahu. Sampai kapan pun."
Tangannya terkepal, seakan-akan telah ambil keputusan. Lalu, dia melanjutkan langkahnya menuju Pos Komando.
Hugo, yang masih berdiri di tempat, menghela napas lega.
Akhirnya, gadis judes ini pergi juga.
Tiba-tiba, dia seperti mendengar suara di sampingnya.
Saat dia menengok, dia baru sadar, Yuna membawanya ke arena ujian pertarungan.
Kebetulan ada Winona di sini, membuat Hugo terpikir ingin melihatnya.
Namun, saat dia berjalan ke pintu, dia merasakan sebuah getaran kekuatan yang luar biasa.
Kobaran api membubung tinggi dari tengah arena. Seekor naga api samar-samar terlihat dalam nyala api tersebut.
"Anak ini lumayan juga." Hugo kagum dalam hati.
Meskipun aura kekuatannya tidak sekuat Yuna dan Carlos, kemungkinan besar tinggal satu langkah lagi sampai
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda