Bab 93
Ekspesi Pelayan yang mendengar perkataan Yulius langsung berubah, menatapnya dengan wajah masam.
Namun, sebelum sempat membalas, Jefri sudah lebih dulu melangkah mendekat. Dia menatap Yulius dari ujung kepala hingga kaki dengan pandangan meremehkan. "Oh, kamu anak haramnya Yuni ya? Sudah sebesar ini rupanya?" katanya, tersenyum sinis.
Yulius hanya tersenyum tipis, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Jefri terkekeh meremehkan, lalu melanjutkan, "Anak sekolah zaman sekarang memang nggak pakai otak. Mau mukul orang? Kamu berani mukul orang di sini? Kamu pikir lagi main film? Kalau sampai orangnya terluka, kamu bisa bayar biaya pengobatannya? Kalau barang-barang di sini rusak, kamu punya duit buat ganti?"
Sembari berkata demikian, Jefri melirik Yuni yang wajahnya sudah menegang, lalu dengan nada mengejek dia menambahkan, "Oh, hampir saja lupa. Yuni 'kan masih bisa jual diri buat cari duit ..."
Plak!
Yulius melangkah maju dan menampar keras pipi kiri Jefri.
Jefri menjerit kesakitan, dan ter
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda