Bab 45
Yulius memicingkan mata, memusatkan pandangannya.
Dalam sekejap, tangannya terangkat, telapak tangan menyala dengan cahaya merah samar.
Peluru sniper yang melesat cepat menghantam telapak tangannya tanpa suara.
Yulius menangkap peluru itu, mencengkramnya hingga terdengar suara pecahan.
Seketika, peluru baja itu berubah menjadi serpihan logam yang berhamburan di udara.
Di gedung terbengkalai sekitar seratus meter jauhnya, di balik teropong, sang sniper terperangah melihat pemandangan itu.
Pada jarak sedekat ini, mustahil bagi manusia untuk menghindar, apalagi menangkisnya.
Dengan waktu 0,1 detik, seharusnya, hanya bisa mengedipkan mata.
Tapi Yulius bukan hanya menghindar, dia malah menangkap peluru tersebut!
Peluru yang ditembakkan dari senapan sniper!
Ditembakkan dari jarak seratus meter, kekuatannya mampu menembus pelat baja!
Dia manusia atau hantu?!
Sniper itu mulai berkeringat dingin, hatinya dipenuhi ketakutan.
Namun, dengan ketenangan dan insting seorang pembunuh bayaran, dia sege
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda