Bab 437
"Kamu tadi di warnet?" tanya Damian.
"Ya, aku sudah menyelesaikan urusanku. Aku nggak tahu kapan kamu selesai. Kebetulan aku melihat ada warnet di dekat sini, jadi aku mampir untuk memperkuat kosakata yang sebelumnya sudah kuhafal," jelas Alice.
Alice menundukkan kepalanya sambil mengatakan ini. Tiba-tiba, dia teringat Damian pernah mengatakan bahwa dirinya tidak berani menatap orang saat berbohong. Dengan sengaja, Alice mengangkat kepala untuk menatapnya sambil menambahkan, "Beberapa hari yang lalu aku pergi bermain, jadi nggak belajar sama sekali. Aku harus mengejar ketertinggalan, 'kan?"
"Tadi kamu bilang kamu ada di kafe," ujar Damian menatapnya sambil mengangkat alis.
"Pintu utama warnet ini terlalu tersembunyi, aku takut kamu nggak bisa menemukanku, jadi aku menyebutkan kafe di sebelah yang lebih terlihat," ujar Alice canggung.
"Oh ... " Damian mengangguk, lalu bertanya dengan makna yang tidak jelas, "Kamu sangat ingin cepat-cepat belajar menjadi peretas, ya?"
Keheningan menyelim
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda