Bab 215
Beberapa preman berbalik, terlihat seorang pria yang bertubuh tinggi dan tampan berdiri di ujung gang sambil menggenggam ponsel di tangannya.
Reyna mendongak dan melihat Kaden. Dia terlihat agak terkejut, tetapi segera menundukkan kepalanya.
Ini sungguh memalukan! Bisa-bisanya membiarkan Kaden melihat sisi yang begitu memalukan ini.
"Bocah, jangan ikut campur urusan orang lain!" ancam ketua preman dengan wajah yang garang.
Kaden mengangkat ponselnya dan berkata dengan wajah dingin, "Polisi diperkirakan akan tiba dalam lima menit, kalau nggak mau ditangkap, cepat pergi!"
Beberapa preman saling menatap, lalu salah satunya mengenali Kaden. Dia pun berbisik ke telinga ketua mereka, "Dia adalah putra sulung keluarga Amarta."
Ketua preman itu berpikir sejenak, lalu meludah ke arah Reyna sambil mengeluarkan kata-kata kasar, "Anggap saja kamu beruntung hari ini. Jangan biarkan aku melihatmu lagi lain kali! Ayo pergi!"
Setelah selesai berbicara, ketua preman itu pun pergi dengan anggotanya.
Kad
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda