Bab 177
Mendengar itu, Boby merasa tenang dan dengan senang hati menerima kartu ATM tersebut.
Pada saat itu, pintu kantor diketuk. Kemudian, seorang polisi membuka pintu sambil berkata, "Pak Boby, orangnya sudah dibawa ke ruang interogasi nomor tiga."
"Baiklah," kata Boby sambil bangkit berdiri.
Di ruang interogasi nomor tiga.
Alice masih merenung, siapa yang sudah dia sakiti dengan sengaja? Tepat pada saat itu, Boby dan Marisa melangkah masuk, diikuti oleh seorang polisi muda yang membuat catatan.
"Apa kamu tahu kesalahan apa yang sudah kamu perbuat?" tanya Boby dengan wajah serius sambil duduk di depan Alice.
Biasanya, tersangka yang penakut akan ketakutan dan langsung mengaku saat melihat wajah seriusnya.
Namun, Alice tetap tenang. Bibirnya yang penuh bergerak sedikit, berkata dengan nada datar, "Silakan jelaskan."
Sikap tenangnya membuat Marisa merasa sangat tidak senang. Bagaimana mungkin seorang gadis kampung bisa bersikap setenang ini?
Boby juga tidak menyangka hal ini. Seorang gadis mu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda