Bab 104
"Nggak," balas Alice yang mengalihkan pandangannya. Dia mengangkat tangan dan memakai topeng setengah wajah berwarna emas yang telah disiapkan, lalu dia turun dari mobil.
Pertengahan Oktober di utara sudah mulai dingin.
Alice mengenakan mantel merah di luar, wajahnya memakai topeng emas. Berdiri di hadapan petugas keamanan yang mengenakan setelan jas yang seragam, Alice terlihat sangat mencolok, tetapi malah menciptakan harmoni indah yang menyatu dengan aula ini yang memiliki dinding merah dan genting hijau.
Setelah menverifikasi kartu undangan, mereka diantar oleh seorang pelayan wanita menuju ke dalam aula.
Nenek Vina yang berjalan di depan sudah tua, jadi langkahnya agak lambat. Wenda memapahnya dan berjalan pelan-pelan.
Pelayan yang menunjukkan arah di belakang sangat sopan, dia menyapa dengan sopan saat melewati mereka, kemudian memimpin orang-orang berjalan ke depan.
Nenek Vina membalas dengan sebuah anggukan, kemudian dia tercengang sejenak saat melihat sesosok merah yang melewa
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda