Bab 47
Kedua orang itu bicara dengan suara pelan, tetapi masih terdengar Master.
Master itu menoleh marah seraya berkata, "Anak kecil yang belum berpengalaman, sombong sekali!"
Zainal dan istrinya langsung mengusir orang-orang. "Apa yang kalian lihat? Ini Master yang aku undang, kenapa kalian hina? Memangnya kamu bisa menyelamatkan anakku?"
"Aku bisa menyelamatkannya."
Master itu sontak mengejek, "Jangan melebih-lebihkan diri sendiri!"
Dia mengibaskan debu dengan anggun, lalu berkata layaknya pertapa bijak, "Sudahlah, jangan usir mereka. Biarkan mereka melihat kekuatanku supaya pengetahuan mereka bertambah."
Zainal pun tidak menghalangi mereka, bahkan membiarkan mereka masuk ke kamar rawat inap itu.
Master mengucapkan sejumlah kata sambil berjalan keliling ranjang pasien.
Debu beterbangan di sekitar tempat tidur rumah sakit.
Tiba-tiba, dia mengeluarkan selembar kertas jimat berwarna kuning dari saku bajunya, lalu menempelkannya di dahi Jimmy. "Kembali ke jiwa!"
Terdengar teriakan marah.
Jimmy
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda