Bab 30
Jina tersadar, langsung berlari memeluk Momo erat-erat.
Saat putrinya dalam pelukan, Jina baru bisa merasa semuanya benar-benar nyata.
"Momo, putriku!"
Momo juga terdiam sejenak, matanya yang bulat lebar terbuka lebar. "Ibu, Ibu datang menyelamatkanku?"
Momo belum sadar dirinya sudah meninggal.
Dia masih mengira hanya diculik orang jahat.
"Ibu, sekretarisnya Ayah itu Bibi yang jahat. Dia menipu Momo, bilang mau ajak Momo pergi merayakan ulang tahun. Tapi, dia malah bawa Momo ke seorang paman jahat. Paman jahat itu ..."
Ucapan Momo seketika terhenti, seolah-olah ingatannya terputus.
Itu adalah momen paling mengerikan dalam hidupnya yang masih kecil.
Tanpa sadar, dia melupakan bagian saat dirinya dibunuh.
Ketika mencoba mengingat, matanya yang tadinya cerah mulai merah, dan auranya berubah dingin nan suram.
"Nggak usah diingat-ingat," kata Leira, menempelkan jari ke dahi Momo.
Energi hantu yang menyelubunginya langsung lenyap seketika.
"Dia meninggal tidak wajar," jelas Leira dengan tena
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda