Bab 25
Zarren terkejut, lalu segera memanggil pelayan serta pengawal untuk melindungi orang tuanya.
Yani langsung ditahan, kedua tangannya pun diborgol di belakang punggung. Kini, hidung bengkoknya bisa terlihat begitu jelas.
Yoga refleks berdiri di hadapan Jina, melindunginya. "Bukannya kamu sudah mati?"
Melihat hidungnya yang bengkok tidak bisa disembunyikan lagi, Yani menyerah dan berteriak putus asa, "Kalian semua ingin aku mati, 'kan? Kalau aku mati, kamu bisa hidup bahagia dengan Jina si murahan ini! Ya, 'kan?"
"Kuberi tahu, itu cuma mimpi. Seharusnya, kamu menikahiku. Kita yang pantas menjadi suami istri!"
"Nggak," potong Leira dengan tenang. "Kamu dengan Paman Yoga nggak punya garis jodoh, mustahil bisa menjadi suami istri."
"Omong kosong!" teriak Yani. "Aku bertunangan dengannya lebih dulu! Seharusnya, aku yang menjadi istrinya!"
Leira tetap tenang, bahkan sempat mengangkat tangan sembari menghitung sesuatu di hadapan Yani. "Mau dihitung dengan cara apa saja, kalian nggak berjodoh. S
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda