Bab 3
Sejurus itu, aku sudah memikirkan lokasi makamku di mana.
Mungkin di kehidupan sebelumnya aku telah membunuh seluruh keluarga bola golf ini. Jika tidak, mengapa bola ini harus mengenai kepala Ryan di lapangan golf seluas enam puluh lebih hektare ini?
Sponsor baru langsung melepaskanku, tampak ingin segera menjauh dari saya.
Aku bisa mengerti dia.
Di kalangan ini, tidak ada yang mau mencari masalah dengan Ryan. Entah bola golf itu aku yang pukul atau bukan, jawabannya tidak penting, karena hasilnya pasti akan dianggap, dan harus merupakan perbuatanku.
"Pak Zeino, aku sungguh minta maaf, aku akan segera membawa Anda ke rumah sakit." Sponsor baru buru-buru menghampiri Ryan, dengan wajah penuh penyesalan. "Ini salahku yang nggak mengawasi orangku dengan baik, hingga melukai Anda."
Aku mengusap mataku yang seketika memerah. Dengan wajah panik, aku berlutut di depan Ryan dan berkata dengan suara gemetar, "Pak Ryan, maafkan aku, aku benar-benar minta maaf, aku juga nggak tahu bagaimana ini bi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda