Bab 86
Dia berkata dengan kesal, "Pak Beni, Anda nggak bisa memanfaatkan kebaikan untuk memaksa saya, 'kan? Saya sudah bilang saya punya suami. Bahkan jika Anda menyelamatkan saya hari ini, saya tidak akan menyerahkan diri saya kepada Anda. Saya sangat setia kepada suami saya!"
Entah mengapa, Beni tiba-tiba tertawa.
Pria tampan ini tampak luar biasa. Senyumannya benar-benar membuat Nadira terpesona.
Kenapa dia menertawakan aku yang setia pada suamiku?'
Tanpa diduga, pria ini malah mencubit pipi Nadira dengan tatapan yang menggoda, lalu tersenyum sambil bertanya, "Kamu begitu setia pada suamimu, ya?"
"Iya!" Nadira agak marah.
Pria bertubuh besar itu mendekat, lalu memegang bahu kecil Nadira yang wangi dan lembut, lalu mengangkat alisnya sambil menggoda, "Kalau begitu, bagaimana kalau aku menciummu?"
"Nggak boleh!" Nadira segera menutup mulutnya.
Pria itu tidak bergerak. Tatapan matanya yang hitam terus menggoda Nadira. Melihat ekspresi 'setia' dari wanita itu membuatnya agak tergoda. Beni pun
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda