Bab 428
Sorot matanya dipenuhi hawa dingin saat mencengkeramnya hingga terasa sakit. "Dia sempurna? Jadi, kamu nggak percaya padaku, 'kan?"
Nadira mengernyit, menahan sakit di pergelangan tangannya yang hampir patah, lalu berbisik serak, "Aku cuma merasa kamu nggak perlu berprasangka buruk padanya. Kamu sudah memilih Lestari, jadi jangan semena-mena mengatur pertunanganku, apalagi mengarang cerita soal Ronald cuma demi memaksaku membatalkan pertunangan."
"Manusia nggak bisa serakah. Sekalipun aku mati, aku nggak akan jadi selingkuhanmu. Aku bukan perempuan murahan, jadi lupakan saja."
"Heh." Pria itu mencibir.
Apa dia menilai Ronald dengan cara yang picik? Benarkah di matanya pria itu memang sesempurna itu?
Atau Nadira hanya ingin melindunginya sampai rela mengabaikan semua yang pernah ada di antara mereka?
Wanita bodoh yang tak punya hati.
Beni merasakan sesak di dadanya, tatapannya kembali membeku. Dengan kasar dia melepaskannya, ekspresinya penuh kebencian. "Masih keras kepala? Masih ingin

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda