Bab 426
Ronald memeluk Nadira dan terbatuk pelan, "Nadira, jangan pedulikan dia. Dia sudah mulai pikun."
"Nyonya Besar Lia mungkin sudah benar-benar pikun!" Terdengar suara pria dengan nada dingin dan sinis.
Nadira langsung menoleh dan melihat Beni, rasa sesak menyergapnya dan ekspresinya menjadi tegang.
Ronald sedikit mengangkat alisnya, lalu berdiri dan secara naluriah menarik Nadira ke belakang.
Tindakan ini, yang seperti menyatakan kepemilikan, membuat ekspresi Beni makin tajam. Dengan senyum yang mengandung ejekan, dia berkata kepada Lia, "Kalau Anda nggak pikun, kenapa waktu pilih menantu nggak lebih teliti? Kenapa memilih wanita dengan latar belakang yang nggak jelas yang langsung mencari pria untuk menolongnya?"
Nadira mengepalkan tangannya erat-erat, wajahnya terlihat makin pucat.
"Hei, Anak Muda, siapa kamu dan apa maksud dari perkataan itu?" Lia mengerutkan kening saat menatap pria muda yang terlalu tampan itu.
"Pak Lionel, tolong bersikaplah lebih santun. Ibuku sudah tua, masa kamu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda