Bab 401
Ruby kini berada di ambang kehancuran. Nadira mengepalkan tangannya, lalu menggeleng lelah.
"Topik panas datang dan pergi dengan cepat. Begitu semuanya mereda, aku akan mengadakan konferensi pers untuk meluruskan keadaan. Aku nggak setuju dengan cara ini."
Manajer humas Avalon Group menoleh ke arah Ronald.
Pria itu menatap dalam dengan sorot mata yang suram dan memberi isyarat agar tidak ada lagi perdebatan.
Para pemegang saham Ruby yang melihat sikap keras kepala Nadira semakin geram. "Apa yang bisa kamu luruskan? Video itu adalah bukti nyata! Kesempatan emas sudah di depan mata, tapi kamu malah menyia-nyiakannya! Gedung yang diwariskan kakekmu ini cepat atau lambat akan runtuh di tanganmu sendiri. Saat itu terjadi, jangan salahkan kami kalau kami bertindak tegas!"
"Tolong beri aku waktu. Ruby adalah perusahaan perhiasan. Citraku memang penting, tapi produk jauh lebih utama. Aku yakin bisa menghidupkan kembali Ruby," ujar Nadira sambil menarik napas dalam.
Sekarang dia sudah meninggal

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda