Bab 343
Jendela ruang kerja terbuka, membuat hujan masuk dan memadamkan api yang ada di antara jari-jari pria itu.
Rokok yang sudah padam, dibuang begitu saja oleh Beni dalam keheningan.
Tatapannya menyimpan amarah yang tak bisa diluapkan, dicampur dengan ketenangan yang acuh seperti air mati.
Beni menatap sosok lemah yang terus bertahan meski hujan deras mengguyurnya, tubuhnya sudah hampir jatuh.
Di dekat pintu besar ukiran, tak ada tempat berlindung dari hujan yang deras.
Apa maksudnya? Apakah dia mencoba membuat hatinya luluh dengan berpura-pura menderita?
Beni menatap perut besar itu dengan tatapan dingin dan intens. Setiap kali dia memikirkan ini, semuanya tampak seperti perhitungan, bahkan anak itu. Sorot matanya makin dingin.
Detik berikutnya, dia menarik tirai dengan kasar dan duduk di kursinya. Di sekelilingnya ada banyak puntung rokok yang tergeletak di sampingnya.
Lestari menatap dengan ekspresi suram. Hujan deras seperti ini, Nadira masih tetap berdiri di sana tanpa bergerak, berpu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda