Bab 331
Pria itu sempat menunjukkan keterkejutan di matanya selama satu detik, lalu tenggelam dalam kemarahan yang mendalam.
Beni mencengkeram leher wanita yang lemah itu dengan ekspresi dingin, lalu mendorongnya ke dinding. Amarah yang membara membuatnya kembali menunjukkan kecenderungan kejam.
Pria itu menggertakkan gigi. "Meski sudah di ambang kematian, kamu bahkan nggak menyesal sama sekali. Kamu malah sepenuhnya menyalahkan Lestari."
Dia menggelengkan kepala sambil tertawa dingin. "Nadira, setiap kata yang kamu ucapkan nggak akan pernah aku percayai lagi. Aku telah membayar harga yang cukup mahal."
Mata Nadira terbelalak, air matanya mengalir deras. Dia menatap Beni menarik kembali tangannya dengan tiba-tiba, seolah-olah menyentuh dirinya sama seperti menyentuh sesuatu yang sangat kotor.
Rasa sakit di mata Beni, serta kalimat "aku telah membayar harga yang cukup mahal", benar-benar menghancurkan Nadira.
Apa lagi yang bisa Nadira katakan? Dia tidak percaya padanya. Dia memilih untuk percay

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda