Bab 289
Ronald menatap dengan tatapan tajam dan ekspresinya dingin. Beni memang memiliki kekuasaan yang luar biasa, tetapi dia tidak menunjukkan rasa takut. "Kalau saat itu datang, masing-masing bertarung dengan kemampuan," ujar Ronald lalu berbalik dan pergi.
Beni tetap berdiri di dalam lift, matanya yang tajam bak elang menatap punggung Ronald. Sada bisa merasakan aura dingin yang menyelimuti CEO, yang jelas menunjukkan bahwa suasana hatinya makin buruk.
Persaingan sengit ini, ditambah dengan keadaan antara dirinya dan Nyonya Nadira, tentu makin rumit.
Begitu pintu lift tertutup, Lestari muncul dari samping. Dia melihat Kakak Ketiga yang turun, kemudian menatap Ronald dengan penuh pemikiran.
"Ronald ternyata serius memperhatikan Nadira sampai seperti ini?" pikirnya.
Lestari tersenyum sinis, lalu segera menelepon asistennya. "Aku sudah perintahkan untuk mencari tahu tentang pergerakan Nadira tadi malam, bagaimana hasilnya?"
Nadira datang ke kantor polisi dengan kondisi basah kuyup di pagi har

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda