Bab 275
Nadira tidak menjawabnya. Melihat pamannya yang lemah, dia merasa kasihan. Kini Nadira mengeluarkan paket jarum sambil berkata, "Paman, aku memiliki ahli akupunktur seperti Ibu. Aku nggak bisa mengatasi luka luar seperti ini, tapi aku bisa melakukan akupunktur untuk meredakan rasa sakit nyeri bayangan kamu. Bisakah biarkan aku mencobanya?"
Morgan mengusap kaki kanannya dan terhenti sejenak, lalu mengangguk sambil menahan rasa sakit.
Setelah Nadira melakukan akupunktur, ternyata memang ada perbaikan yang luar biasa. Morgan menatapnya dengan senyuman sedih dan berkata, "Ibumu sangat ahli dalam pengobatan, tapi dia nggak mengajarkan semuanya padamu. Tapi apa yang kamu warisi juga sangat hebat. Andai saja dia masih ada."
Wajah kecil Nadira tiba-tiba tertegun. Setiap kata-kata pamannya sedang mengingatkannya pada dendamnya.
Keesokan harinya, Nadira tiba di Gedung Sinar Harmoni.
Semalaman tidak tidur, kini wajah kecilnya terlihat sangat buruk.
Tepat saat waktu rapat pagi, elevator terasa aga

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda